Minggu, 13 November 2011

SISTEM RUJUKAN

SISTEM RUJUKAN

A.      PENGERTIAN
1.    Sistem rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas suatu kasus/ masalah medik yang timbul, baik secara vertikal maupun harizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu, terjangkau dan rasional (Depkes RI, 1991)
2.    Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional (Hatmoko, 2000)

B.       TUJUAN RUJUKAN
Menurut Mochtar, 1998 Rujukan mempunyai berbagai macam tujuan antara lain :
1.      Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan sebaik-baiknya
2.      Menjalin kerja sama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap fasilitasnya
3.      Menjalin perubahan pengetahuan dan ketrampilan (transfer of knowledge & skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah perifer
Sedangkan menurut Hatmoko, 2000 Sistem rujukan mempunyai tujuan umum dan khusus, antara lain :
1.      Umum
Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.
2.      Khusus
a.    Menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.
b.   Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preveventif secara berhasil guna dan berdaya guna.

C.       JENIS RUJUKAN
Menurut Hatmoko (2000) jenis rujukan secara konseptual menyangkut hal-hal sebagai berikut :
1)      Rujukan medik, meliputi
a.       Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain.
b.      Pengiriman bahan (specimen) unutuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
c.       Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk mutu pelayanan pengobatan
2)      Rujukan kesehatan
Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan :
a.    Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau terjangkitnya penyakit menular
b.    Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah
c.    Pendidikan penyebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan kerancunan dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan masal
d.   Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air bersih bagi masyarakat umum
e.    Pemeriksaan specimen air di laboratorium kesehatan dan lain-lain

D.      PERSIAPAN RUJUKAN
     Mempersiapkan rujukan ke rumah sakit dengan melakukan BAKSOKUDa yaitu:
B: Bidan Harus siap antar ibu ke rumah sakit;
A: Alat-alat yang akan di bawa saat perjalanan rujukan;
K: Kendaraan yang akan mengantar ibu ke Rumah Sakit;
S: Surat rujukan disertakan;
O: Obat-obat seperti oksitosin ampul, cairan infuse;
K: Keluarga harus diberitahu dan mendampingi ibu saat dirujuk;
U:Uang untuk pembiayaan di rumah sakit.
Da: Darah untuk tranfusi

E.       KEGIATAN RUJUKAN
1.      Rujukan dan pelayanan kebidanan
Kegiatan ini antara lain berupa :
a.       Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap
b.      Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas
c.       Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi, yang memerlukan penanganan spesialis
d.      Pengiriman bahan laboratorium
e.       Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan)
2.      Rujukan kesehatan yang meliputi permintaan bantuan atas :
a.       Kejadian luar biasa atau terjangkitnya penyakit menular
b.      Terjadinya kelaparan dalam masyarakat
c.       Terjadinya keracunan masal
d.      Masalah lain yang menyangkut kesehatan masyarakat umum
3.      Rujukan informasi medis
Kegiatan ini antara lain berupa :
a.       Membahas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim
b.      Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama mengenai kematian maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.
4.      Pelimpahan pengetahuan dan ketrampilan
Kegiatan ini antara lain berupa :
a.       Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah perifer untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus, dan demonstrasi
b.      Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap atau Rumah sakit pendidikan. Juga dengan mengundang tenaga medis dan paramedis dalam kegiatankegiatan ilmiah yang diselenggarakan tingkat propinsi atau institusi pendidikan 
5.      Pusat Rujukan Antara (Puskesmas dengan 10 tempat tidur)
a.       Pengertian
Puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas maupun perawatan sementara dengan 10 tempat tidur
b.      Kriteria
·         Puskesmas terletak kurang lebih dari 20 km dari rumah sakit
·         Puskesmas mudah dicapai dengan kendaran bermotor dari puskesmas sekitarnya
·         Puskesmas dipimpin oleh dokter dan telah mempunyai tenaga yang memadai
·         Jumlah kunjungan puskesmas minimal 100 orang per hari rata-rata.
·         Puskesmas masih mempunyai tanah kososng seluas 20mx30m
·         Penduduk wilayah kerja puskesmas dan penduduk di kelilingnya minimal rata-rata 20.000/Puskesmas
·         Pemerintah daerah bersedia untuk menyediakan anggaran rutin yang memadai 
c.       Fungsi
Merupakan “Pusat Rujukan Antara” melayani penderita gawat darurat sebelum dapat dibawa ke rumah sakit
d.      Kegiatan
1)   Melakukan tindakan opertaif terbatas terhadap penderita gawat darurat antara lain :
·         Kecelakaan lalu lintas
·         Persalinan dengan penyulit
·         penyakit lain yang mendadak dan gawat
2)   Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi penderita dalam rangka diagnostik dengan rata-rata hari perawatan 3 hari atau maksimal 7 hari
3)   Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan pengiriman penderita lebih lanjut ke Rumah sakit
4)   Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan dengan resiko tinggi dan persalinan dengan penyulit
5)   Melakukan metode operasi pria dan metode operasi wanita untuk keluarga berencana
e.       Ruangan tambahan
Bangunan tambahan seluas 246m2 diatas tanah seluas 600m2 terdiri dari :
·         Ruang rawat tinggal untuk 10 tempat tidur
·         Ruangan operasi
·         Ruangan persalinan
·         Kamar perawatan jaga
·         Ruangan post operatif
·         Kamar linen
·         Kamar cuci
·         Dapur
f.       Peralatan medis
·         Peralat operasi terbatas
·         Peealatan obstetri patologis
·         Peralatan resusitasi
·         Peralatan vasektomi dan tubektomi
·         10 tempat tidur lengkap dengan peralatan perawatan
g.      Tenaga
·         Dokter kedua di puskesmas yang telah mendapatkan latihan klinis di Rumah Sakit 6 bulan dalam bidang : obstetri, gynekologi, pediatri dan interne
·         2 orang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang perawatn bedah, kebidanan, pediatri dan penyakit dalam
·         3 orang perawat kesehatan/ perawat/ bidan yang diberi tugas secara bergilir
·         1 orang prakarya kesehatan
h.      Alat komunikasi
·         Telepon atau radio komunikasi jarak sedang
·         1 buah ambulance

F.        ALUR RUJUKAN
Dalam rangka pelaksanaan rujukan diperhatikan hal-hal yang menyangkut tingkat kegawatan penderita, waktu dan jarak tempuh sarana yang dibutuhkan serta tingkat kemampuan tempat rujukan.
Dalam kaitan ini alur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan sebagai berikut :
1.    Dari kader
Kader dapat langsung merujuk ke :
a.       Puskesmas pembantu atau pondok bersalin atau bidan di desa
b.      Puskesmas atau puskesmas denga rawat inap
c.       Rumah sakit pemerintah atau swasta
2.    Dari posyandu
Dari posyandu dapat langsung merujuk ke :
a.       Puskesmas pembantu atau
b.      Pondok bersalin atau bidan desa atau puskesmas atau puskesmas dengan rawat inap atau rumah sakit pemerintah yang terdekat
3.    Dari puskesmas pembantu
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit kelas D/C atau rumah sakit swata
4.    Dari pondok bersalin
Dapat langsung ke rumah sakit kelas D/C atau rumah sakit swasta


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merujuk pasien :
1.    Pada rujukan penderita gawat darurat, batas wilayah administrasi (geografis) dapat diabaikan karena yang penting adalah penderita dapat pertolongan yang cepat dan tepat
2.    Sedangkan untuk penderita yang tidak termasuk gawat darurat dilaksanakan sesuai dengan prosedur rujukan yang biasa sesuai hierarki fasilitas pelayanan
Unutuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel Alur rujukan
 
G.      MEKANISME
1.      Menentukan kegawatdaruratan penderita
a.    Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih
Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga/ kader/ dukun bayi, maka segera dirujuk kefasilitas pelayanan kesehatan terdekat, oleh karena mereka belum tentu dapat menetapkan tingkat kegawatdaruratan.
b.    Pada tingkat Bidan di desa
Puskesmas pembantu dan puskesmas tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat menentukan tingkat kegawatandaruratan kasus yang ditemui. Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus yang boleh ditangani sendiri dan kasus yang harus dirujuk.
2.      Menentukan tempat tujuan rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai kewenangan dan terdekat. Termasuk fasilitas pelayanan swata dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.

3.      Pemberian informasi kepada penderita dan keluarganya
Penderita dan keluarganya perlu diberi informasi tentang perlunya penderita segera dirujuk untuk mendapat pertolongan fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu
4.      Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
Melalui telepon atau radio komunikasi disampaikan kepada tempat rujukan yang tujuannya untuk :
a.       Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
b.      meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama dalam dalam perjalanan ke tempat tujuan
c.       Meminta petunjuk cara penanganan untuk menolong penderita bila penderita tidak mungkin dikirim.

5.      Persiapan penderita
a.       Sebelum dikirim, keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih dahulu. Keadaan umum perlu dipertahankan selama dalam perjalanan. Untuk itu obat-obatan yang diperlukan untuk mempertahankan keadaan umum perlu disertakan pada waktu pasien diangkut.
b.      Surat rujukan perlu disiapkan dengan format rujukan
c.       Dalam hal penderita gawat darurat maka seorang perawat/ bidan perlu mendampingi penderita dalam perjalanan untuk menjaga keadaan umum penderita
6.      Pengiriman penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/ sarana transportasi untuk mengangkut penderita 
7.      Tindak lanjut penderita
a.       Untuk penderita yang telah dikembalikan, dan memerlukan tindak lanjut, dilakukan tindakan dengan sarana yang diberikan
b.      Bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka dilakukan kunjungan rumah

H.      UPAYA PENINGKATAN MUTU RUJUKAN
Langkah-langkah dalam upaya meningkatkan mutu rujukan :
1.      Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan puskesmas pembantu dan pos kesehatan lain dari masyarakat.
2.      Mengadakan pusat rujukan antara lain dengan mengadakan ruangan tambahan untuk 10 tempat tidur perawatan penderita gawat darurat di lokasi strategis
3.      Meningkatkan sarana komunikasi antar unit pelayanan kesehatan
4.      Menyediakan Puskesmas keliling di setiap kecamatan dalam bentuk kendaraan roda 4 atau perahu bermotor yang dilengkapi alat komunikasi
5.      Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem, baik rujukan medik maupun rujukan kesehatan
6.      Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan kesehatan

MENOPAUSE

Asuhan Kebidanan pada Masa Klimakterium/ Menopause
2.1 Pengertian klimakterium,menopause dan senium
*        Klimakterium  dalam bahasa Yunani berarti tangga  merupakan masa  peralihan antara tahap akhir masa reproduksi dengan tahap awal masa senium.
*        Masa klimakterium adalah masa dimana wanita menyesuaikan  diri dengan menurunnya produksi hormon-hormon ovarium yang membuat seorang wanita tidak dapat bereproduksi.
*        Usia klimakterium juga diartikan  sebagai usia maturitas dimana seseorang menjadi lebih matang dan bijaksana  baik secara intelektual maupun emosional.Setelah seorang wanita memasuki masa klimkterium  mereka akan memasuki masa menopause.
*        Menopause adalah  haid terakhir  atau saat terjadinya haid terakhir ,bagian klimakterim sebelum menapause di sebut  pramenopause.
*        Senium  adalah masa sesudah  pascamenopause  ketika tercapai  keseimbangan baru dalam  kehidupan wanita ,sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif  maupun psikis.
2.2 Patofisiologi
     Klimakterium bukanlah suatu keadaan  patologis,melainkan suatu  masa peralihan yang berlangsung beberapa tahun  sebelum dan sesudah  menapause.Klimakterium dimulai ±  6 tahun sebelum menopause  berdasarkan keadaan  endokrinologik (kadar estrogen menurun dan  hormon  gonadotropin  meningkat) dan ada gejala-gejala klinis .Bila pubertas disebabkan oleh mulainya sintesis hormon gonadotropin oleh hipofisis,klimakterium disebabkan oleh kurang bereaksinya  ovarium terhadap  rangsangan hormon itu.Hal ini disebabkan karena ovarian  menjadi tua sehingga dapat dikatakan ovarium lebih cepat tua dari pada organ tubuh lainnya.Proses menjadi tua sudah dimulai pada umur 40 tahun.Jumlah folikel pada ovarium waktu lahir kurang lebih 750.000 buah dan pada saat menopause tinggal beberapa buah ribu.Tambahan pula folikel yang tersisa ini  rupanya juga lebih resisten terhadap  rangsangan gonadotropin.Dengan demikian ,siklus ovarian yang terdiri atas pertumbuhan folikel,ovulasi,dan pembentukan korpus luteum lambat laun akan terhenti.Pada wanita di atas 40 tahun siklus haid untuk 25% tidak disertai ovulasi ,jadi bersifat anovulatorik.Pada klimakterium terdapat penurunan produksi estrogen dan kenaikan hormon gonadotropin.Kadar hormon akhir inixterus tetap tinggi  sampai kira-kira setelah menopause ,kemudian mulai menurun.Tinggi kadar hormon gonadotropin disebabkan oleh kurangnya produksi estrogen sehingga native feedback gonadotropin berkurang.
2.3 Tanda-tanda awal dari klimakterium dan menopause
     Sebenarnya bukan faktor menopause atau lanjut usia itu sendiri yang  menjadi masalah,tetapi perubahan  kehidupan yang mengikuti  masa itulah yang sering mengganggu.Usia terjadinya masa klimakterium  memang merupakan usia dimana banyak terjadi banyak perubahan.Perubahan kehidupan masa usia senja,kondisi kesehatan,dan hubungan dengan  lingkungan  membuat  masa klimakterium  menjadi semakin berat untuk dihadapi.Turunnya fungsi ovarium mengakibatkan hormon terutama estrogen dan progesteron berkurang dalam tubuh kita.Kekurangan hormon ini akan menyebabkan keluhan-keluhan :
1.Keluhan Vasomotorik :
a. Gejolak panas (hot flashes)
Merupakan gelombang panas tubuh yang datang tiba-tiba ,akibat perubahan kadar estrogen yang menyerang tubuh bagian atas dan muka .Hal ini ditandai dengan munculnya kulit merah di daerah muka, leher dan dada bagian atas ,detak jantung yang kencang ,badan bagian atas  berkeringat dan gangguan tidur.
b. Vertigo
2.Keluhan Konstitusional :
a. Berdebar-debar
b. Migraine
c. Nyeri otot
d. Nyeri pinggang
e.Mudah tersinggung
3. Keluhan Psikiastenik dan neurotik :
a.Merasa tertekan
b.Lelah psikis
c. Lelah somatik
d. Susah tidur
e.Konflik keluarga
f.Gangguan tempat kerja
4. Keluhan lain :
a. Dispareuni
b. Gangguan haid
c. Keputihan atau gatal pada vagina
d.Susah miksi
e. Libido menurun
f. Osteoporosis
g.Gangguan sirkulasi (infark miokard)
h. Kenaikan kolestrol,adepositas (kegemukan,gangguan metabolisme karbohidrat)
5. Masalah seksualitas
                        Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seks tidak mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium.Pendapat  ini tidak benar,hubungan seks tetap dapat dilakukan meskipun usia telah lanjut.Klimakterium hanyalah akhir dari kesuburan wanita atau akhir  dari kemampuan untuk hamil.Walaupun demikian,wanita masih merupakan manusia seksual yang mampu memberi dan menerima cinta dalam segala cara,hanya saja karena pengaruh faktor hormonal ,dorongan tersebut tidak direalisasikan.Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cedera ,sehingga terasa sakit  sewaktu bersenggama.Keluhan-keluhan di atas tidak sama pada setiap wanita,hal ini disebabkan efek  bilogik di jaringan hormon estrogen melalui reseptor estrogen alpha dan beta.Jumlah reseptor estrogen alpha dan beta yang tidak sama pada setiap wanita dan adanya reaksi akibat rendahnya estrogen menyebabkan rendahnya gejala menopause  yang berbeda .Umumnya gejolak panas ,susah terjadi,gelisah,lekas marah ,pelupa ,nyeri tulang belakang dirasakan pada hampir sebagian besar wanita menopause.Akibat jangka panjang yang harus diperhatikan pada wanita menopause adalah osteoporosis,penyakit jantung koroner,stroke dan pikun.Kalau kondisi ini dibiarkan dapat mengganggu  aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup wanita.
2.4 Gangguan klimakterium dan menopause :
1. Gangguan Neurovegetatif :
Gejolak panas (hot flushes),keringat banyak ,rasa kedinginan ,sakit kepala, desing dalam telinga ,tekanan darah yang goyah ,berdebar-debar,susah bernafas,jari-jari atrofi gangguan usus (meteorismus).
2. Gangguan Psikis :
Mudah tersinggung ,depresi,lekas lelah,semangat berkurang,susah tidur.
3.Gangguan Organik :
Infark miokard, ateresklerosis, osteoporosis, adipositas, kolpitis, uretrosistitis, disuria, dispareunia, arthritis, gejala endokrinium berupahipertirosis, defeminasi, virilisasi dan gangguan libido.
4.Gangguan perdarahan
   Kelainan  haid sering terjadi pada menopause.Kelainan tersebut dapat bersifat oligomenoroe (siklus yang panjang) atau polimenoroe (siklus yang pendek).Dapat banyaknya darah  waktu haid  berupa  hipomenoroe  atau hipermenoroe ,yang paling mengganggu  ialah metroraghia.Metroragia  disebabkan oleh  tidak lagi teraturnya  ovulasi dalam menopause ,maka siklus  sering  anovulator  yang dapat  menimbulkan PUD.Endometrium  yang dipengaruhi oleh estrogen  tanpa pengaruh progesteron ® gambaran  hiperplasia  glandularis sistika (paling sering terjadi).Perlu dilakukan  kuretase diagnostik.Metroragia  dalam pramenopause disebabkan  77% oleh PUD ,17,7 % polip dan mioma ,dan 5,2 % oleh endometrium  apabila perdarahan  terjadi sesudah  menopause ,50% disebabkan oleh carcinoma .
2.5 Manajemen kebidanan klimakterium dan menopause
Memberikan perawatan dan pengobatan ringan sesuai dengan gejal-gejala yang timbul.
2.6 Penatalasanaan
1.Terapi Hormonal
Prinsip pengobatan klimakterium adalah memberikan estrogen dari luar atau dikenal dengan hormon replacement teraphy (HRT) atau terapi sulih hormon (TSH).
Prinsip dasar :
a.Wanita yang masih memiliki uterus maka pemberian estrogen harus selau dikombinasikan  dengan progesteron.Tujuan penambahan progesterone adalah untuk mencegah kanker endometrium.
b.Wanita tanpa uterus maka cukup pemberian estrogen saja dan estrogen diberikan secara kontinyu (tanpa istirahat).
c.Pada wanita pre menopause yang masih haid dan masih tetap menginginkan menstruasi TSH diberikan secara sekuensial.Wanita pasca menopause yang masih ingin haid diberikan secara sekuensial,kecuali jika tidak terjadi dan tidak menginginkan terjadinya haid diberikan secara kontinyu.
d.Jenis estrogen yang digunakan adalah estrogen alamiah dan juga progesteronjuga yang alamiah.
e.Pemberian selalu diberikan dengan dosis rendah .
f.Dapat dikombinasikan dengan androgen atau diberikan dengan TSH yang memiliki sifat androgenik.
Cara pemberian TSH :
1.Oral
2. Trans dermal
3,Semprot hidung
4. Implany atau susuk
5. Per vaginam
6. Sub lingual
7. Intra muscular
2.Pemberian Konseling
               Masalah utama yang dialami wanita pada masa klimakterium adalah faktor psikis ,wanita biasanya mempunyai rasa takut ,gelisah ,tegang ,tidak percaya diri dan khawatir bahwa dirinya tidak semenarik dan seprima dulu lagi.Alasan bahwa badan lemah dan tidak bergairah hanyalah alasan untuk menutupi ketakutan dan kekhawatiran tersebut.Banyak wanita yang mengalami gejala-gejala akibat perubahan tersebut dan biasanya menghilang perlahan dan tidak mengakibatkan kematian.Namun tak jarang mengakibatkan rasa tidak nyaman dan terkadang menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari.Konseling yang diberikan pada wanita yang memasuki masa klimakterium meliputi penjelasan dan pemahaman kesehatan reproduksi wanita yang mencakup perubahan-perubahan fisik dan psikologis serta berbagai permasalahan yang terjadi dalam berbagai masa kehidupan wanita.Perubahan itu dimulai dari masa bayi,masa kanak-kanak,pubertas,masa reproduksi masa klimakterium dan masa senium.Masing-masing masa mempunyai kekhususan yang memerlukan pemahaman  dan perawatan keadaan tubuhnya dalam menghadapi masa tersebut.Perubahan-perubahan tersebut adalah hal yang wajar dan pasti terjadi dalam siklus kehidupan wanita.Pada masa sekarang ini tanggung jawab kesehatan reproduksi wanita bukan saja berada pada istri,namun melibatkan peran suami.Oleh karena itu masalah kesehatan reproduksi wanita sudah merupakan tanggung jawab bersama antara suami dan istri.